Pada artikel kali ini akan membahas adab dan akhlak
seorang mukmin kepada orang yang lebih tua usianya biarpun lebih tua hanya satu
tahun, mau tau? Gimana adab dan akhlaknya? Mari baca sampai selesai….
Kata Nabi sallallahu ‘alaihi
wasallam dalam hadis,
“Sesiapa yang tidak mengasihi
orang muda dan tidak mengenali hak orang tua maka bukan dari kalangan kami.”
(riwayat Abu Daud)
Oleh karena itu juga dalam adab
memberi salam orang yang lebih muda memberi salam kepada orang yang lebih tua.
Demikianlah disebutkan di dalam hadits Abu Hurairah yang muttafaq’alaih.
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya
Rasulullah SAW bersabda: Hendaklah yang muda memulai memberi salam kepada yang
tua, yang berjalan kepada yang duduk dan yang sedikit kepada yang lebih
banyak..” Dan dalam suatu riwayat: “dan yang bertunggangan (berkenderaan)
kepada yang berjalan.” (riwayat Bukhari 6231, 6234 dan riwayat Muslim 2160)
Diantara akhlak yang mulia adalah
tidak mendahului orang yang lebih tua dalam perkara-perkara mubah atau perkara
duniawi. Tidak mendahului maksudnya ialah mengutamakan mereka dan memberi
kesempatan kepada mereka lebih dahulu. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Jibril memerintahkan aku untuk
mengutamakan orang-orang tua” (HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubra, 173.
dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah, 4/74)
Juga dari ‘Aisyah Radhiallahu’anha,
ia berkata:
“Pernah ketika Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam sedang bersiwak ada dua orang lelaki. Lalu
diwahyukan kepada beliau untuk mendahulukan yang lebih tua, maksudnya
mengambilkan siwak untuk orang yang lebih tua” (HR. Abu Daud 50,
dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud)
Bagi
orang yang lebih muda, menghormati orang yang lebih tua merupakan suatu
kewajiban, karena pada dasarnya orang yang lebih tua telah berjasa mewariskan
sesuatu yang lebih bermanfaat bagi perkembangan generasi selanjutnya. Karena
kemajuan suatu generasi adalah berkat apa yang pernah dicapai oleh generasi
sebelumnya.
Didalam agama Islam, menghormati orang yang lebih tua usianya merupakan
kewajiban yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Artinya Allah memberikan pahala
yang besar kepada orang muda yang berlaku hormat kepada orang yang lebih tua
usianya.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya :
"Sebagian dari tanda memuliakan Allah, yaitu
menghormati orang muslim yang telah putih rambutnya" (HR. Abu Dawud)
Hadis diatas menyatakan, bahwa seorang muslim harus
menghormati orang muslim yang lebih tua usianya. Jadi yang dimaksud dengan
putih rambutnya diatas adalah mereka yang lebih tua usianya.
Akhlak ini juga dipraktekkan oleh salafuna
ash shalih. Ketika Ibnu Umar dan para sahabat Radhiallahu’anhum
sedang bersama Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, datang sekelompok orang
lalu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Sesungguhnya ada pohon yang
daunnya tidak berguguran, dan ia merupakan permisalan seorang muslim. Pohon apa
itu?”
Ibnu Umar Radhiallahu’anhu
mengetahui bahwa yang dimaksud adalah pohon kurma namun ia enggan mengatakannya
karena ia ketika itu adalah yang paling muda. Maka ketika tidak ada yang
menjawab,
Rasulullah pun memberitahu jawabannya:
“Pohon tersebut adalah pohon kurma”
(HR. Bukhari 131, Muslim 2811)
Dari hadits ini, tidak berbicara
lebih dahulu dari orang yang lebih tua dan dihormati adalah sebuah adab yang
mulia.
Demikianlah sikap seorang anak yang
shalih, tidak mendahului dan mengutamakan orang tuanya dalam makan atau minum. Bahkan
amalan shalih ini menyebabkan doa orang shalih tersebut diijabah oleh Allah.
Akhlak ini juga berlaku pada semua
bentuk muamalah duniawi. Diantara contoh praktek lainnya:
- ketika berjalan bersama orang yang lebih tua, hendaknya
tidak mendahuluinya atau berada di depannya
- ketika masuk angkutan umum, hendaknya mempersilahkan
orang yang tua untuk lebih dahulu dan mempersilakan ia memilih tempat
duduk
- ketika masuk ke dalam antrian bersamaan dengan orang
yang tua, sebaiknya memdahulukannya
- dsb
Namun perlu menjadi catatan, ini
tidak berlaku dalam amalan ibadah dan ketaatan. Karena diri kita sendiri sangat
sangat butuh akan pahala dan rahmat Allah yang akan berguna bagi kita kelak di
hari ketika harta dan anak keturunan tidak bermanfaat, di ketika tidak ada
pertolongan dan naungan selain dari-Nya. Sehingga tentu tidak ada alasan bagi
kita untuk membiarkan diri kita tersusul dan tersisih oleh orang lain dalam
meraih pahala dan rahmat Allah. Allah Ta’ala berfirman:
“berlomba-lombalah dalam kebaikan”
(QS. Al Baqarah: 148).
Wallahu’alam..
Semoga
bermanfaat dan menjadikan kita orang yang lebih baik lagi..