Wednesday, January 8, 2014

10 gedung tertinggi di Jakarta Indonesia

Assalamu'alaikum wr wb..
Artikel kali ini akan membahas 10 gedung tertinggi di Jakarta, gedung-gedung ini sudah menjadi ikon ibukota Jakarta..Mau tau gedung apa saja? lanjutkan membaca..
Jakarta sebagai ibu kota Indonesia menjadi lokasi empuk bagi pengembang untuk membangun proyek-proyek properti raksasa. Data konsultan properti Jones Lang LaSalle menyebutkan, tahun ini saja ada 75 proyek properti berupa gedung pencakar langit yang akan berdiri kokoh.

Data tersebut bahkan mencatat, sampai 2015 mendatang akan ada tambahan gedung pencakar langit sebanyak 150 gedung lagi. Hasil riset konsultan properti asal Amerika Serikat (AS) itu juga menjelaskan, Indonesia setidaknya akan memiliki 250 gedung pencakar langit sampai 2015.

Anton Sitorus, Head of Research Jones Lang LaSalle, mengatakan, akses Jakarta dan peran Jakarta sebagai pusat perekonomian di Indonesia menjadi daya tarik bagi pengembang untuk membangun gedung pencakar langit.
 "Pertumbuhan ekonomi di suatu daerah tidak terlalu mempengaruhi pertumbuhan gedung pencakar langit. Karena, Balikpapan saja yang pertumbuhan ekonominya 6,9 persen tidak lantas membuat investor ramai-ramai bangun properti di sana," terang Anton.

Sekadar informasi, pada 2015 nantinya akan menjadi titik puncak dan titik balik pertumbuhan gedung pencakar langit di Indonesia. Setelah 2015, maka kemungkinan pembangunan gedung pencakar langit di Indonesia berpotensi terhenti atau turun.

Perlu diketahui, gedung pencakar langit yang dimaksud adalah gedung yang memiliki ketinggian di atas 150 meter. Sampai tahun 2009, Jakarta setidaknya telah memiliki 40 gedung pencakar langit. Berikut ini daftar 10 gedung tertinggi di Jakarta:

1. Wisma 46: 250 meter




2. BCA Tower: 230 meter

3. Equity Tower: 220 meter

4. The Peak 1 & 2 Sudirman: 219 meter

5. Graha Energi Jakarta: 217 meter

6. Kempinski Residences: 215 meter

7. Bakrie Tower: 215 meter

8. The Pinnacle: 213 meter

9. Ritz-Carlton: 212 meter

10. The Keraton: 210 meter

Semoga artikel ini bermanfaat :)

Adab dan Akhlak kepada orang yang lebih tua

adab, akhlak


Pada artikel kali ini akan membahas adab dan akhlak seorang mukmin kepada orang yang lebih tua usianya biarpun lebih tua hanya satu tahun, mau tau? Gimana adab dan akhlaknya? Mari baca sampai selesai….

Kata Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadis,
Sesiapa yang tidak mengasihi orang muda dan tidak mengenali hak orang tua maka bukan dari kalangan kami.” (riwayat Abu Daud)

Oleh karena itu juga dalam adab memberi salam orang yang lebih muda memberi salam kepada orang yang lebih tua. Demikianlah disebutkan di dalam hadits Abu Hurairah yang muttafaq’alaih.
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: Hendaklah yang muda memulai memberi salam kepada yang tua, yang berjalan kepada yang duduk  dan yang sedikit kepada yang lebih banyak..” Dan dalam suatu riwayat: “dan yang bertunggangan (berkenderaan) kepada yang berjalan.” (riwayat Bukhari 6231, 6234 dan riwayat Muslim 2160)

Diantara akhlak yang mulia adalah tidak mendahului orang yang lebih tua dalam perkara-perkara mubah atau perkara duniawi. Tidak mendahului maksudnya ialah mengutamakan mereka dan memberi kesempatan kepada mereka lebih dahulu. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
 Jibril memerintahkan aku untuk mengutamakan orang-orang tua” (HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubra, 173. dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah, 4/74)

Juga dari ‘Aisyah Radhiallahu’anha, ia berkata:
Pernah ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam sedang bersiwak ada dua orang lelaki. Lalu diwahyukan kepada beliau untuk mendahulukan yang lebih tua, maksudnya mengambilkan siwak untuk orang yang lebih tua” (HR. Abu Daud 50, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud)

Bagi orang yang lebih muda, menghormati orang yang lebih tua merupakan suatu kewajiban, karena pada dasarnya orang yang lebih tua telah berjasa mewariskan sesuatu yang lebih bermanfaat bagi perkembangan generasi selanjutnya. Karena kemajuan suatu generasi adalah berkat apa yang pernah dicapai oleh generasi sebelumnya.

Didalam agama Islam, menghormati orang yang lebih tua usianya merupakan kewajiban yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Artinya Allah memberikan pahala yang besar kepada orang muda yang berlaku hormat kepada orang yang lebih tua usianya.

Rasulullah SAW bersabda yang artinya :
"Sebagian dari tanda memuliakan Allah, yaitu menghormati orang muslim yang telah putih rambutnya" (HR. Abu Dawud)
Hadis diatas menyatakan, bahwa seorang muslim harus menghormati orang muslim yang lebih tua usianya. Jadi yang dimaksud dengan putih rambutnya diatas adalah mereka yang lebih tua usianya.

Akhlak ini juga dipraktekkan oleh salafuna ash shalih. Ketika Ibnu Umar dan para sahabat Radhiallahu’anhum sedang bersama Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, datang sekelompok orang lalu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
Sesungguhnya ada pohon yang daunnya tidak berguguran, dan ia merupakan permisalan seorang muslim. Pohon apa itu?

Ibnu Umar Radhiallahu’anhu mengetahui bahwa yang dimaksud adalah pohon kurma namun ia enggan mengatakannya karena ia ketika itu adalah yang paling muda. Maka ketika tidak ada yang menjawab, 

Rasulullah pun memberitahu jawabannya:
 Pohon tersebut adalah pohon kurma” (HR. Bukhari 131, Muslim 2811)
Dari hadits ini, tidak berbicara lebih dahulu dari orang yang lebih tua dan dihormati adalah sebuah adab yang mulia.

Demikianlah sikap seorang anak yang shalih, tidak mendahului dan mengutamakan orang tuanya dalam makan atau minum. Bahkan amalan shalih ini menyebabkan doa orang shalih tersebut diijabah oleh Allah.
Akhlak ini juga berlaku pada semua bentuk muamalah duniawi. Diantara contoh praktek lainnya:

  • ketika berjalan bersama orang yang lebih tua, hendaknya tidak mendahuluinya atau berada di depannya
  • ketika masuk angkutan umum, hendaknya mempersilahkan orang yang tua untuk lebih dahulu dan mempersilakan ia memilih tempat duduk
  • ketika masuk ke dalam antrian bersamaan dengan orang yang tua, sebaiknya memdahulukannya
  • dsb

Namun perlu menjadi catatan, ini tidak berlaku dalam amalan ibadah dan ketaatan. Karena diri kita sendiri sangat sangat butuh akan pahala dan rahmat Allah yang akan berguna bagi kita kelak di hari ketika harta dan anak keturunan tidak bermanfaat, di ketika tidak ada pertolongan dan naungan selain dari-Nya. Sehingga tentu tidak ada alasan bagi kita untuk membiarkan diri kita tersusul dan tersisih oleh orang lain dalam meraih pahala dan rahmat Allah. Allah Ta’ala berfirman:
berlomba-lombalah dalam kebaikan” (QS. Al Baqarah: 148).

Wallahu’alam..
Semoga bermanfaat dan menjadikan kita orang yang lebih baik lagi..

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More