Pada sebuah jenjang pendidikan baik sekolah maupun kuliahpasti ada saja pelajaran yang tidak disukai, entah karena beberapa faktor baik itu karena pelajarannya yang susah, maupun karena guru/dosennya yang sulit dipahami. Sebenarnya faktor yang paling mempengaruhi ialah faktor suka dan tidak suka terhadap pelajaran tersebut, apabila pelajaran tersebut sangat disukai biasanya akan sangat mudah dalam memahaminya, biarpun pengajarnya tidak terlalu dimengerti penjelasan. Begitu juga sebaliknya apabila pelajaran tersebut tidak disukai, wah jangan ngarep bisa masuk ke otak, eitzz..kecuali pengajarnya memiliki cara jitu buat ngasih pelajaran.
Sebenarnya, pernyataan yang menyatakan bahwa kita tidak suka atau tidak bisa terhadap
suatu pelajaran merupakan suatu stigma yang diberikan kepada
diri kita sendiri. Secara tidak langsung kita memberi sugesti negatif
yang terpatri pada otak kita untuk tidak menyukai pelajaran tertentu
sehingga seluruh tubuh pun merasa enggan jika dipertemukan dengan
pelajaran tersebut. Memang jika dipikir secara logika tidak masuk akal.
Namun, sugesti terhadap diri secara psikis sangat berpengaruh besar
dalam merangsang apa yang dikatakan.
Jika dengan mengatakan
bahwa kita mencintai pelajaran tertentu, kita berpendapat bahwa kita
pasti menguasai pelajaran yang tidak kita sukai, itu tidak akan bisa terealisasi dengan baik kalau tidak adanya keseriusan dan ketekunan untuk mencintai pelajaran itu menjadi sebuah
tantangan yang harus ditaklukkan. Kita harus memiliki kesungguhan yang
sangat dalam mempelajari pelajaran yang pada hakikatnya tidak kita
sukai.
Sebelum itu, kita bisa
sedikit membayangkan betapa bangganya jika kita bisa mendapatkan nilai
sempurna, terlebih pelajaran yang tidak kita sukai. Hal ini akan
mengembangkan semangat diri untuk berusaha menaklukkan tantangan dalam
menguasai pelajaran yang tidak dicintai.
Jika itu belum cukup
membuat moot kita bagus dalam mempelajari pelajaran yang tidak kita sukai,
kita bisa sedikit mencari keunikan dan kelebihan dari pelajaran
tersebut sehingga kita bisa merasakan nikmatnya mempelajari pelajaran
tersebut. Misalkan pelajaran fisika atau statistika, tidak sedikit rumus yang dipakai
dalam pelajaran ini. Bahkan satu bab pun bisa mencapai sepuluh hingga
lima belas rumus. Pasti kita enggan menghafalkan rumus sebanyak dan
serumit itu. Namun, dengan latihan soal yang rutin dan teratur, dengan
penuh ketekunan dan keseriusan, semua rumus dapat kita ingat dan aplikasikan tanpa
kita harus menghafalnya. Dan hasilnya pun tahan lama dan tidak mudah
terlupakan.
Jika menemukan kesulitan
selama proses pembelajaran, kita bisa bertanya dan sharing kepada teman
kita yang lebih ahli di bidang tersebut. Dia akan membimbing dan mencarikan
solusi untuk permasalahan kita. Lama-kelamaan kita akan mulai merasakan
nikmatnya pelajaran tersebut.
Satu hal yang dianggap
sepele tapi berpengaruh adalah bagaimana sikap kita terhadap ilmu dan
sumber ilmu tersebut. Terkadang kita melemperkan dan meletakkan buku
pelajaran dengan keras dan kasar. Hal itu akan mengurangi kemanfaatan
dari buku tersebut terhadap kita. Apalagi terhadap guru yang
menyampaikan pelajaran tersebut. Agar bisa menguasai suatu pelajaran
kita harus mencintai gurunya. Jika kita tidak mencintai pengajarnya,
sesungguh-sungguh apa pun kita berusaha hasilnya tidak akan maksimal.
Karena setiap apa yang disampaikan oleh pengajar kita, kita tidak pernah merasa
nyaman dan antusias. Sehingga kita tidak dapat menyerap dengan baik
pelajaran yang dituturkannya. Terlebih, pengajar sama halnya dengan orang
tua kita yang harus kita cintai dan hormati agar terjalin komunikasi
kasat mata dan batin yang memudahkan penyampaaian materi.
Memang tidak mudah
membuat kita mencintai pelajaran yang benar-benar tidak kita sukai.
Namun, setidaknya kita mau berusaha untuk mencintai pelajaran tersebut.
Soal bagaimana hasilnya, itu menjadi kejutan nanti. Yang pasti kita
tetap berusaha untuk mencintai pelajaran tersebut.
Pada hakikatnya
mencintai atau tidak mencintai suatu pelajaran adalah sebuah keputusan
yang kita putuskan sendiri. Jika kita memutuskan untuk mencintai suatu
pelajaran, maka kita akan mencintai dan menguasai pelajaran apa pun
dengan baik, bahkan pelajaran yang tidak kita cintai.
Semoga artikel ini bermanfaat agar kita bisa terus memperbaiki diri kita lebih baik dari sebelumnya. Orang yang menuntut ilmu, maka orang tersebut ternasuk orang yang mensyukuri nikmat Tuhannya.
0 komentar:
Post a Comment
Thanks for reading! Sebagai pembaca yang baik berikanlah kritik,saran, dan komentar..